Senin, 02 April 2012

Melasti "Berpikir, Berbuat dan Berbicara yang benar"


















     Menyambut hari raya Nyepi yang akan segera tiba, umat Hindu di Yogyakarta dan sekitarnya melakukan upacara Melasti di bibir Pantai Parangkusumo Bantul, Minggu (18/03). Upacara yang melambangkan penyucian diri ini dihadiri ribuan umat dari berbagai daerah yang memang dipusatkan di Pantai Parangkusumo setiap tahunnya. Umat hindu berbondong-bondong datang dari beberapa pura yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya.
     Satu demi satu dengan menggunakan pakaian adat dan membawa sesaji yang dibawa menggunakan tempat yang terbuat dari anyaman bambu berkumpul di bibir pantai Parangkusumo. Setelah meletakkan sesaji di tempat yang telah disediakan, umat Hindu segera menempatkan diri menghadap ke pantai. Harapan untuk mendapatkan penyucian dari segala kotoran dan dosa yang telah diperbuat mengalahkan teriknya matahari siang itu.
     Aroma dupa dan sesaji yang berderet di bibir pantai Parangkusmo menjadi pemandangan spiritual yang indah. Perarakan Jempana memasuki tempat upacara dengan dipimpin Pemangku berpakaian serba putih yang melantunkan doa dan mantera sambil membunyikan lonceng kecil diiringi musik gamelan khas Bali, menjadi pertanda upacara Melasti segera dimulai. Segera setelah semua alat upacara siap, alat yang akan digunakan untuk upacara Melasti disucikan dulu dengan air laut. Pengambilan air laut diringi gadis – gadis penari dari beberapa perwakilan Universitas yang telah ditunjuk sebelum digunakan menyucikan alat upacara. Selanjutnya alat upacara dinyalakan dan sesaji disucikan pertanda upacara inti dimulai. Lantunan mantera dan doa terucap, percikan tirta menyucikan diri di hari Melasti menyongsong Nyepi. Setelah sembahyang selasai, sebagai puncak upacara pelarungan sesaji dilakukan di bibir pantai Parangkusumo dan di ikuti oleh semua umat Hindu yang hadir. Alunan musik gamelan Bali mengiringi upacara pelarungan yang menjadi akhir dari upacara Melasti. Membasahkan diri di air laut menjadi pertanda membersihkan diri dari segala keburukan dan menyucikan diri sehingga layak menyambut Nyepi yang akan hadir beberapa hari lagi setelah upacara Melasti.
     Menurut Ida Bagus Agung Ketua Parisada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, samudra atau laut merupakan lambang kehidupan ini yang penuh dengan gelombang - gelombang kebahagiaan dan kesedihan yang datang silih berganti. Tujuan Melasti adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar segala kotoran, dosa dilebur dan disucikan sehingga mendapatkan tirta amarta yang disebut tirta kamandalu sebagai dasar mendapatkan wara nugraha berupa sumber - sumber kehidupan. “Harapannya pada Melasti kali ini buana alit dan buana agung menjadi bersih akan memberikan kesucian kepada semua makhluk hidup sehingga masyarakat termasuk para pemimpin Negara ini sehingga bisa ber-trikaya parisuda yaitu berpikir yang benar, berbuat yang benar dan berbicara yang benar supaya terjadi keharmonisan di dalam kehidupan” Ida Bagus Agung menjelaskan.(cermith antonio/santoso cermith)

4 komentar:

  1. Buzz Buzzz Buzzz
    lam kenal

    Nice posting, photo n tulisannya keren

    Salam Madu Juga sengat

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga ya lebah...

      terima kasih dah mampir..jangan bosen ya...hehehe

      salam dari "pangeran kodok"

      Hapus
  2. sungguh sesuatu hal yang menarik dan menambah pengetahuan kita..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha...terima kasih kawan...tetep terus berkarya...hehehe,,

      Hapus